Jumat, 06 Juli 2007

CERITA MENGHARUKAN DARI INDIA

Jakarta 15 Agustus 2006

Sebuah keluarga mapan dengan dua orang anak hidup di India, Laksmi perempuan berusia 8 tahun dan anak kedua lelaki persis di bawah Laksmi. Pada hari minggu pagi, Laksmi menangis berat dengan air mata menganak suangi, dengan sangat berat hati sambil menangis tersedu-sedu membolak balik sendok di piring yang berisi Yogurt dicampur nasi. Sang ayah, Rahul, dari meja tempat kerjanya sambil memijit-mijit tuts-tuts komputernya, berusaha membujuk Laksmi agar segera menghabiskan Nasi Yogurt – nya. Di India Yogurt campur nasi adalah sarapan pagi yang lazim, karena rasanya asam lidah anak-anak kadang kelu dibuatnya.

Sang Ibu yang sedang memandikan anak bungsunya, turut serta menbujuk rayu Laksmi agar segera menghabiskan sarapanya. Tetapi Laksmi tetap saja menangis sambil membanting-banting sendok ke piring yang masih penuh berisi yogurt dengan nasi. Dengan terpaksa dia berusaha menelan sarapan yang tidak disukainya.

Tetapi tiba-tba Laksmi angkat bicara,; “Saya akan makan sarapan ini sampai habis’’, asalkan papa mami berjanji satu hal pada ku”. Sang ayah melirik istrinya sambil mengerdipkan mata dan menganggukkan kepala kepada suaminya tanda mereka setuju. Tetapi sang ayah berkata, “tapi jangan minta yang bukan-bukan ya!”, “juga jangan minta yang mahal-mahal”. Pikir sang ayah, paling-paling anak ini minta dibelikan mainan baru, atau baju baru, atau sepatu baru. Laksmi menjawab, “ya papi!”. Dengan berat hati laksmi memakan semua Yogurt bercampur nasi yang ada di hadapannya.

Setelah selesai makan Yogurt dan menghapus sisa air mata yang hampir mengering di pipinya, Laksmi menagih janji kedua orang tuanya. Iapun berujar: “Pa aku ingin kepalaku dibotaki”, sang ayah terperanjat setengah tidak percaya dengan permintaan putrinya, tidak menyangka permintaan Laksmi membotaki kepalanya yang ditumbuhi rambut sebahu, yang indah itu. Sang ayahpun bingung dan berusaha mengelak dengan menawarkan Ps baru, pikirnya biarpun mahal asalkan kecantikan putrinya tidak berkurang, bagaimana jadinya kalau putrinya yang imut itu dibotaki kepalanya.

Begitu melihat orang tuanya akan mengelak, Laksmi pun mulai menangis. Sang ayah berpikir, kalau saya tidak menepati janji, berarti saya telah mengajar anak ini menjadi pendusta kelak, pada hal setiap hari saya selalu mengajarkan kepada anak ini untuk menepati janji, tidak berbohong.

Dengan berat hati sang Ayah dan Ibu sepakat menggunduli kepala Laksmi sampai licin. Esok harinya karena kuatir anaknya akan ditertawai teman-teman sekelasnya sang ayah membelikan topi dan bersama Istrinya mengantarkan sang anak ke sekolah. Begitu sampai digerbang pintu sekolah Rahul melihat seorang anak keluar dari mobil, dengan kepala Botak licin bersih persis seperti kepala baru Laksmi. Sang ayah terkejut melihat anak itu, pikirnya cuma Laksmi yang berkepala botak. Diapun lega melihat bahwa bukan hanya putrinya yang berkepala botak, diapun berguman dalam hati, “mungkin ini kebijakan dari sekolah”. Laksmi turun dari mobil dan berlari menghampiri Vijai, bocah lelaki yang baru saja turun dari mobil ayahnya yang berkepala botak itu, sambil bergandengan tangan berlari menuju kelas.

Ayah Vijai menghapiri Rahul, dan berkata, “ Putri anda sungguh berhati mulia tuan’ anda sungguh keluarga yang diberkati Tuhan”. “Anak saya, Vijai sejak kecil kena kanker leukimia dan harus menjalani terapi setiap hari, hingga rambutnya rontok, kemarin dia datang kerumah dan berjanji kepada Vijai bahwa ia akan membotaki rambutnya, karena Vijai tidak mau masuk sekolah lagi karena diejek teman-temanya.”
Di dalam mobil menuju pulang kerumah, sang ayah dan Ibu menangis, air matanya tumpah, tidak menyangka anaknya yang masih kecil itu berkorban sedemikian besar dengan menangis sambil memakan yogurt dengan susah payah. Apakah Tuhan yang sudah ku korbankan padanya?. Sambil menangis ia mengucapap syukur pada Tuhan.

Tidak ada komentar: