Jumat, 28 Maret 2008

PROKRASTINASI – KEBIASAAN MENUNDA SESUATU PEKERJAAN

Berikut ini dicuplik lansung dari Kompas.Com edisi 26 Maret 2008 Jam 10.11 WIB di rubrik kesehatan cabang Psikologi. Karena kebetulan saya berada di zona ini (Hepontinus).


BAGI siapa pun, jalan menuju kesuksesan hidup sebenarnya selalu terbuka. Mereka yang mau bekerja keras tanpa kenal menyerah dan mampu memanfaatkan setiap kesempatan biasanya akan relatif mudah meraih kesuksesan.

Namun begitu, ada banyak hal yang dapat merintangi Anda meraih apa yang dicita-citakan. Salah satu hambatan terbesar mungkin terdapat dalam diri Anda, yang hingga saat ini tanpa disadari sebenarnya telah membelenggu Anda. Rintangan itu di antaranya adalah kebiasaan menunda-nunda sesuatu pekerjaan atau dikenal dengan istilah prokrastinasi (procrastination).

Orang yang menunda-nunda pekerjaan ini sebenarnya telah merusak dirinya sendiri. Mereka menempatkan hambatan pada jalah hidupnya. Mereka juga memilih pola yang justru merusak kemampuan mereka sendiri.

Menurut dua ahli prokrastinasi, Joseph Ferrari, Ph.D., profesor psikologi dari De Paul University di Chicago, dan Timorthy Pychyl, Ph.D., professor psikologi dari Carleton University Ottawa, banyak penyebab yang membuat orang terjerat kebiasaan buruk ini. Untuk mengetahuinya, ada 10 informasi penting yang perlu diketahui tentang prokrastinasi.

1. Sekitar 20 persen masyarakat mengidentifikasikan dirinya sebagai pengidap kronis prokrastinasi.
Bagi mereka, prokrastinasi adalah gaya hidup meskipun bukan berarti kegagalan dalam beradaptasi. Mereka biasanya tidak membayar tagihan tepat waktu, kehilangan kesempatan membeli tiket konser, atau terlambat mengirimkan surat keterangan pajak.

2. Prokrastinasi bukanlah hal sepele, meskipun sebagai budaya kita tidak menganggap hal ini sebagai masalah. Kebiasaan ini merupakan wujud dari problem serius dari pengendalian diri.

3. Prokrastinasi bukanlah masalah dalam manajemen waktu atau perencanaan.
Para pengidap prokrastinasi tidaklah berbeda dalam hal kemampuan memperhitungkan waktu, meskipun mereka lebih optimistis ketimbang yang lain. ¨Menyuruh seseorang yang sering menunda-nunda untuk membeli agenda mingguan seperti halnya menyarankan penderita depresi kronis untuk tetap tersenyum,¨ ujar Dr. Ferrari.

4. Sifat prokrastinasi terbentuk dari lingkungan dan bukan akibat faktor keturunan.
Kebiasaan ini tumbuh tidak secara langsung dalam keluarga dan merupakan respon terhadap gaya otoriter yang diterapkan orang tua. Kekejaman serta dominasi sang ayah dapat menghambat perkembangan anak untuk dapat mengatur dirinya sendiri, menginternalisasi perhatiannya sendiri dan kemudian belajar untuk bertindak terhadap mereka. Prokrastinasi bahkan bisa menjadi salah satu bentuk pembebasan.

5. Prokrastinasi dapat memprediksikan tingginya konsumsi alkohol di antara mereka yang minum minuman keras. Para pengidap prokrastinasi cenderung minum lebih banyak dari yang diinginkan sebagai manifestasi generalisasi masalah dalam pengendalian diri.

6. Para pengidap prokrastinasi kerap membohongi dirinya sendiri, seperti misalnya mengatakan ¨Saya merasa lebih suka melakukanya esok hari¨ atau ¨Saya biasa bekerja dalam tekanan¨. Namun faktanya, mereka tidak bergegas keesokan harinya untuk bekerja atau melakukan yang terbaik di saat berada dalam tekanan. Selain itu, mereka melindungi perasaan dirinya dengan mengatakan ¨Ini tidaklah penting¨. Kebohongan besar yang biasa dilakukan prokastinator adalah bahwa tekanan waktu akan membuat mereka menjadi lebih kreatif. Buktinya, mereka tidak berubah untuk menjadi lebih kreatif, mereka hanya merasanya. Mereka justru memboroskan modal mereka sendiri.

7. Pengidap prokrastinasi secara aktif mencari-cari kekacauan atau kebingungan, khususnya seseorang yang tidak memiliki komitmen serius.

8. Secara garis besar, ada tiga tipe pengidap prokrastinasi didasarkan atas alasan yang berbeda.


- Tipe Arousal atau pencari ketegangan, yang menunggu hingga menit-menit akhir untuk panik.

-Tipe Avoiders atau penghindar, yang mungkin menghindari atau bahkan takut sukses.

- Tipe Decisional , yang tidak bisa membuat keputusan. Dengan tidak membuat keputusan, mereka menjadi terbebas dari tanggung jawab akan hasil dari sebuah kejadian.

9. Ada begitu besar kerugian yang disebabkan prokrastinasi. Kesehatan adalah salah satunya. Bila dikaitkan dengan akademis, mahasiswa pengidap prokrastinasi cenderung bermasalah dengan kekebalan tubuh, lebih sering terserang flu dan batuk, masalah pencernaan serta insomnia. Selain itu, prokrastinasi merugikan diri sendiri dan orang lain dengan cara mengalihkan beban tanggung jawab pada orang lain yang lalu menjadi menyesal. Prokrastinasi merusak kekompakan tim di tempat kerja dan hubungan pribadi.

10. Pengidap prokrastinasi sebenarnya dapat mengubah perilaku mereka, namun membutuhkan banyak sekali konsumsi energi fisik. Hal itu tidak berarti seseorang merasa telah berubah secara internal. Pemulihannya dapat dilakukan dengan cara terapi perilaku yang terstruktur.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

DUH..SAYANGNYA GAK DIKAJI BEBERAPA TEORINYA..PADAHAL AQ BUTUH BGT....TP THNX YA...