Rabu, 04 Juli 2007

Surat Untuk Anak-anakku

27 Nopember 2006

Kemarin aku pergi menelusuri dinding Jakarta, kotak di dalam kotak
Bertemu dengan sosok-sosok manusia multi ras
Menjajakan dagangan dengan hormat dan adapula yang angkuh kelihatan dari tafsirku
Mereka adalah orang-orang yang dipekerjakan orang lain untuk menutup lubang dalam hidupnya

Kasir II, mereka menghitung dan membungkus barang belian
Ada yang menerima uang dengan dua tangan, agak kaku tetapi diperlakukan seperti raja
Adapula dengan wajah serius menulis dan menekan tuts-tuts mesin penghitung
Barang sampai ditangan dan tabik “terima kasih”
Selesai dan pulang

Uang yang kudapat dari orang yang mempekerjakanku kubelanjakan kepada
Orang yang yang dipekerjakan oleh orang lain
Dan demikian terus manusia-manusia berganti melakukan transaksi
Hari demi-hari dan tahun demi tahun

Wahai anak-anakku, ketika kau baca surat ini aku tidak ada lagi diantara kalian
Aku hanya ingin berpesan, “setiap transaksi melibatkan banyak orang didalamnya”
Ada jutaan buruh yang makan dan ada sopir yang mengankutnya ke toko
Dan ada pula orang yang menjaga toko
Adapula pemerintah yang menagih pajak
Hingga hidup di bumi ini tidak lebih dari sebuah mesin
Berputar dari kumpulan tenaga-tenaga yang sudah diperinci secara diteil siapa berperan apa

Bila sistem itu berjalan bagus dan tidak ada korupsi
Semua akan mendapat mamfaat
Bila salah satu komponen dari sistem itu korupsi
Maka semua dapat dampak buruknya

Semua menjadi lingkaran yang tak berujung
Mesin dimatikan semua komponen akan mati
Tapi bila dibiarkan terus berjalan, ada komponen yang membengkak
Sementara komponen lain menjadi kurus kerempeng
Sistem jalan terus karena tidak mungking dimatikan
Akibatnya lahirlah orang miskin dan lahir pula orang kaya

Wahai anak-anakku, aku menyukai anak-anak
Dan salah satu yang kuharapkan dari dunia ini adalah
Dunia ini mencatat namaku, sekaligus mengabadikan diriku
Kelak bukan hanya kalian yang memiliki aku
Tetapi setiap orang menjadi pemilikku

Inilah aku anak-anakku, jangan korupsi
Kelak akan ada orang kaya dan miskin
Tetapi juga tidak mungkin menghapus orang miskin
Kemiskinan pada level-levelnya harus ada dimana-mana

Pemungut sampah di Amerika tentu akan lebih kaya dengan seorang menejer di Indonesia
Jadi kemiskinan dimanapun akan ada dan kapanpun akan ada
Tapi yang kuharpkan dari kalian adalah bekerjalah untuk dirimu
Bila perlu pekerjakanlah orang lain
Tirulah mereka-mereka yang kerap bekerja keras
Jangan kau tiru mereka-mereka yang menghiraukan hari ini dan melepas esok

Anak-anakku, tidak ada pesan serius yang mau kukatakan kepada kalian
Tetapi ingatlah satu hal
Hargailah manusia, apapun bentuknya
Jangan pernah memandang remeh manusia
Ia adalah mahluk terbaik yang diciptakan Tuhan
Menindas mereka yang lemah secara fisik, material dan wawasan adalah menindas penciptanya
Dan penciptanya adalah orang yang sama yang menciptakan kita juga

Inilah pesan-pesanku yang kutulis sebelum kalian lahir di bumi ini
Aku tetap berharap waktunya akan tiba ketika kalian menempati bumi yang lebih dahulu kujelajah
Untuk kelak diwariskan pula kepada anak-anak kalian
Dan bumi akan terus ada dan tidak akan pernah hilang

Buatlah dunia ini tahun demi tahun semakin segar
Dan aku akan menyebut engkau anakku.

Tidak ada komentar: