27 Nopember 2006 Kemarin aku pergi menelusuri dinding Jakarta, kotak di dalam kotak Bertemu dengan sosok-sosok manusia multi ras Menjajakan dagangan dengan hormat dan adapula yang angkuh kelihatan dari tafsirku Mereka adalah orang-orang yang dipekerjakan orang lain untuk menutup lubang dalam hidupnya Kasir II, mereka menghitung dan membungkus barang belian Ada yang menerima uang dengan dua tangan, agak kaku tetapi diperlakukan seperti raja Adapula dengan wajah serius menulis dan menekan tuts-tuts mesin penghitung Barang sampai ditangan dan tabik “terima kasih” Selesai dan pulang Uang yang kudapat dari orang yang mempekerjakanku kubelanjakan kepada Orang yang yang dipekerjakan oleh orang lain Dan demikian terus manusia-manusia berganti melakukan transaksi Hari demi-hari dan tahun demi tahun Wahai anak-anakku, ketika kau baca surat ini aku tidak ada lagi diantara kalian Aku hanya ingin berpesan, “setiap transaksi melibatkan banyak orang didalamnya” Ada jutaan buruh yang makan dan ada sopir yang mengankutnya ke toko Dan ada pula orang yang menjaga toko Adapula pemerintah yang menagih pajak Hingga hidup di bumi ini tidak lebih dari sebuah mesin Berputar dari kumpulan tenaga-tenaga yang sudah diperinci secara diteil siapa berperan apa Bila sistem itu berjalan bagus dan tidak ada korupsi Semua akan mendapat mamfaat Bila salah satu komponen dari sistem itu korupsi Maka semua dapat dampak buruknya Semua menjadi lingkaran yang tak berujung Mesin dimatikan semua komponen akan mati Tapi bila dibiarkan terus berjalan, ada komponen yang membengkak Sementara komponen lain menjadi kurus kerempeng Sistem jalan terus karena tidak mungking dimatikan Akibatnya lahirlah orang miskin dan lahir pula orang kaya Wahai anak-anakku, aku menyukai anak-anak Dan salah satu yang kuharapkan dari dunia ini adalah Dunia ini mencatat namaku, sekaligus mengabadikan diriku Kelak bukan hanya kalian yang memiliki aku Tetapi setiap orang menjadi pemilikku Inilah aku anak-anakku, jangan korupsi Kelak akan ada orang kaya dan miskin Tetapi juga tidak mungkin menghapus orang miskin Kemiskinan pada level-levelnya harus ada dimana-mana Pemungut sampah di Amerika tentu akan lebih kaya dengan seorang menejer di Indonesia Jadi kemiskinan dimanapun akan ada dan kapanpun akan ada Tapi yang kuharpkan dari kalian adalah bekerjalah untuk dirimu Bila perlu pekerjakanlah orang lain Tirulah mereka-mereka yang kerap bekerja keras Jangan kau tiru mereka-mereka yang menghiraukan hari ini dan melepas esok Anak-anakku, tidak ada pesan serius yang mau kukatakan kepada kalian Tetapi ingatlah satu hal Hargailah manusia, apapun bentuknya Jangan pernah memandang remeh manusia Ia adalah mahluk terbaik yang diciptakan Tuhan Menindas mereka yang lemah secara fisik, material dan wawasan adalah menindas penciptanya Dan penciptanya adalah orang yang sama yang menciptakan kita juga Inilah pesan-pesanku yang kutulis sebelum kalian lahir di bumi ini Aku tetap berharap waktunya akan tiba ketika kalian menempati bumi yang lebih dahulu kujelajah Untuk kelak diwariskan pula kepada anak-anak kalian Dan bumi akan terus ada dan tidak akan pernah hilang Buatlah dunia ini tahun demi tahun semakin segar Dan aku akan menyebut engkau anakku. |
Rabu, 04 Juli 2007
Surat Untuk Anak-anakku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar