Sekalipun keadaan New York segera pulih berkat kerja keras Rudolph W Guiliani yang luar biasa tetapi secara keuangan anggaran kota New York defisit untuk memulihkan keadaan yang sudah tercabik-cabik oleh ketakutan, kegeraman dan juga hilangnya kepercayaan masyarakat dan juga masalah klasik di New York, “Kemacetan Lalulintas” hampir setiap hari.
Bloomberg adalah milyuner, dia adalah pemilik Perusahaan swasta penyedia data finansial seketika (real-time) Bloomberg L.P yang memiliki sedikitnya 165.000 pelanggan di dunia. Dia mulai membangun Bloomberg L.P dari hasil penjualan saham Salomon Brothers di Wall Street senilai 10 juta dollar AS.
Setelah terpilih, ia menerapkan kebijakan yang menurut pandangan banyak pihak kebijakan bunuh diri. Seperti mengurangi pelayanan publik, meningkatkan pajak. Bloomberg lalu mengambil keputusan yang tak pernah berani diambil wali kota-wali
Ia juga mengambil alih sekolah-sekolah bermasalah dan memberlakukan larangan merokok di restoran dan bar. Selama ini
Dukungan untuk Bloomberg pun melorot hingga tersisa 14 persen. Namun, dia tetap menuai hasil. Tingkat kejahatan menurun hingga 30 persen, kelulusan dan jumlah perolehan nilai di sekolah meningkat, tingkat pengangguran menurun, proyek konstruksi meningkat, dan yang terpenting simpanan uang
Sikap dan pandangan Bloomberg dianggap berbeda. Majalah Newsweek edisi 12 November 2007 bahkan menyebutnya tokoh revolusioner. Sikap dan pandangan dia dianggap berbeda, di antaranya karena mendukung pernikahan sesama jenis dan memilih pro-choice dalam menyikapi aborsi. Dia juga peduli terhadap isu kesehatan dan perubahan iklim. Karena itu, ia menandatangani hukum yang melarang penggunaan lemak di restoran cepat saji.
Khusus isu pemanasan global, majalah Time edisi 14 Juni 2007 memaparkan program PlaNYC Bloomberg yang bertujuan mengurangi 30 persen emisi gas rumah kaca pada 2030. Jalur sepeda akan diperbanyak dan semua taksi diganti dengan mobil hibrida. Untuk mengurangi polusi udara, suara, dan kemacetan, dia juga memberlakukan biaya kemacetan sebesar 8 dollar AS bagi setiap pengguna kendaraan pribadi yang melaju di
Banyak yang pesimistis dan marah dengan aturan ini. Tetapi, lama-kelamaan orang "terpaksa" meninggalkan kendaraan pribadi dan memanfaatkan transportasi umum. Biaya kemacetan itu lalu digunakan untuk menyubsidi perbaikan transportasi umum.
Lalu bagaimana dengan Fauzi Bowo?.
Sejak Fauzi Bowo dilantik Oktober silam menggantikan mentornya Letjen (Purn) Sutiyoso, hampir tidak ada kebijakan berarti yang diambil. Yang ada justru ia pada sebuah kesempatan mengatakan, “sulit mengatasi banjir di
MASALAH BUSWAY
Banyak warga yang menolak kebijakan busway terutama yang melalui jalur Pondok Indah dan Pluit – bahkan kantor Pengacara Juniver Girsang mengumpulkan warga lewat iklan di media yang isinya mengajak warga melakukan Class Action pada pemerintah DKI Jakarta mengenai kebijakan busway ini. Sebenarnya kalau sang Gubernur mampu betindak seperti Bloomberg kejadian ini tidak akan terjadi. Pemimpin kalau tidak tegas dia akan ‘disikat’ warganya.
Bagi kebanyakan masyarakat
Kalau Fauzi konsisten dengan kebijakan Busway dia harus mampu memberikan bukti ke masyarakat, bahwa tidak ada korupsi di busway, tidak ada penumpang yang terlantar, halte harus bersih dan ber AC, penjaga tidak sangar seperti freman, dan tidak menumpuk penumpang seperti dalam bus biasa. Bahkan tidak perlu pemerintah daerah mensubsidi busway karena itu tidak sehat.
Busway harus betul-betul profitable, sehinga pelayanan juga harus bermutu tinggi. Kalau mau subsidi lakukan skema tarif. Misalnya kelas I dengan ongkos 50% lebih tinggi dari tariff biasa tetapi tidak boleh ada penumpang yang berdiri, jadi penumpang hanya diisi sesuai dengan kapasitas. Kelas II boleh berdiri tetapi tidak lebih dari 60 orang setiap bus. Sehingga penumpang masih bisa nyaman berdiri tanpa senggol kanan kiri.
Tarif yang sekarang Rp 3.500,- per trip harus dinaikkan menjadi sekitar Rp 5.000/penumpang, pokoknya seminim mungkin harus dihindari yang namanya subsidi. Karena itu tidak sehat. Karena pada akhirnya akan mengurangi kualitas pelayanan.
Saya salah satu yang mendukung kebijakan busway ini, bila perlu para pemilik mobil pribadi yang melintasi jalan-jalan sibuk pada jam sibuk harus dibebani dengan tarif Rp 80.000/per mobi padajam sibuk agar masyarakat tidak gemar menggunakan mobil priabadi. Tetapi sekali lagi harus ada kenderaan yang nyaman tetapi juga tidak mahal. Misalany busway ini.
MARI KITA DUKUNG KEBIJAKAN BUSWAY. Mari kita dukung gerakan pemakaian Busway. Berikan komentar anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar