Selasa, 25 Desember 2007

Happy Birthday Jesus

Begitu panjang tahun yang berlalu dan begitu lelah menjalaninya. Hari-hari seolah pergi dan tidak menyisakan apapun. Itulah pikiranku, yang terus hidup menyertai detak jantungku yang belum berhenti.

Seolah hidup itu otomatis dan tidak ada yang mengendalikan kecuali aku sendiri. Makan teratur, tidur teratur, hidup dengan teori kesehatan aku anggap akan memberi ruang yang yang cukup bagi jantungku bekerja memompa darah dan memasok oksigen keseluruh tubuh. Seolah-olah pula tidak ada yang mengendalikan aku. Sekalipun ada rintangan, sekalipun kadang seperti diperbudak, dan sekalipun dihina sesama mahluk. Hari-hari semakin aku nikmati saja tanpa aturan yang menakutkan dari agama yang membuat aku tidak tenteram kadang kala.

Agama yang aku jalani tidak lebih dari sebuah rutinitas, takut kena tulah, takut tidak diberkati, takut orang tua meninggal, takut tidak punya jodoh, takut dipecat dari tempat kerja, takut dapat kecelekaan dan ketakutan-ketakutan yang tidak mampu lagi kulukiskan. Tapi pencarian terhadap Tuhan menurutkku tidak lebih dari itu-itu saja. KETAKUTAN atas ketidakmampuan mengendalikan apa yang diluar kendali pikirku.

Banyak orang seperti saya, tidak melakukan pembunuhan, tidak melanggar aturan-aturan sosial, tidak merampok, intinya tidak merugikan orang lain. Tapi pikiran, sekali lagi hanya sebatas PIKIRAN berseliweran bermacam-macam plot yang tidak teratur, saya kadang menginginkan milik orang lain yang jelas dilarang buku suci, berpikir mesum yang berujung pada onani, hidup berjalan seperti JAM DINDING, klik, klok, tok, tik, tak, hingga baterai habis dan habis berklik, klok, tak, tik, tok.

Dan ketika baterai sudah habis, nyawa kemudian punah. Tubuh terurai menjadi tanah dan mineral, dan semua berlalu. Tidak ada TUHAN yang menjemput, dan menyediakan tempat yang indah seperti kata buku suci. Hanya terurai karena tubuh terbuat dari air, mineral, protein dan mesti kembali lagi menjadi struktur kimia yang terpisah dari masing-masing unsurnya setelah tubuh terurai oleh reaksi kimia. Kematian hanya ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan senyawa kimia itu tetap bersatu, system tubuh tidak stabil dan pada akhirnya terpecah dan masing-masing unsur kimia menjadi dirinya sendiri dan terpisah dari system yang sebelumnya saling bersatu untuk menopang kehidupan.

Sampai disitu, semua berlalu. Tidak ada apapun, atau mungkin bermetamorfose menjadi makhluk lain dengan unsur kimia yang sama dari tubuhku itu, bisa saja dia jadi Anjing, atau ular, atau burung atau cacing atau bisa saja menjadi batu atau bisa saja ia menjadi minyak bumi. Kematianku akan melahirkan subjek atau objek baru di alam semesta ini. Terus berenang seperti sperma yang sedang mencari telor untuk dibuahi dan bila tidak ada tempat atau materi tempat membentuk objek hidup ia akan kembali mencari atau mungkin menggabungkan diri dengan unsur kimia yang lain membentuk rantai hidup yang baru.

Inilah fakta dari hukum logical system yang mengutamakan realitas daripada berlelah memikirkan hal rohani, bahwa ada surga, ada tempat indah, dan ada pengharapan baru setelah mati. Tapi selama hidup ini ada tidak semudah dan sesederhana apa yang aku katakan di atas. Kadang ada hal yang membuat setiap sel dalam tubuhku bergejolak untuk mencari dan berpikir APAKAH ADA YANG MENGENDALIKAN HIDUPKU, ADAKAH PRIBADI YANG MENCIPTAKAN AKU TANPA KUSADARI, ATAU JANGAN – JANGAN AKU HIDUP BUKAN KARENA RENCANAKU TETAPI KARENA ADA SANG PERENCANA YANG MERENCANAKAN AKU ADA.

Sungguh aku menjadi bingung, setelah 31 tahun hidup ditempat yang bukan aku ciptakan, makan dari materi yang bukan pula aku ciptakan. Aku bekerja tetapi bukan menciptakan protein, karbohidrat, mineral, air, lemak, vitamin, yang menyokong aku hidup. Aku hanya menyusun angka-angka menjadi informasi yang dapat dipakai oleh orang lain untuk mengambil keputusan tetapi aku hidup dari materi-materi yang tidak aku ciptakan itu. Tidak hanya aku, semua manusia hidup bukan dari ciptaannya, ia hanya menjalani hidup dan terus hidup hingga pada suatu waktu ia mati.

Lalu siapa yang menciptakan materi-materi yang menyusun hidupku? Steven Hawking dengan teori Big Bang – nya mungkin bisa menjawab dengan teori kehidupan pasca Big Bang tetapi ia tidak akan bisa menjawab mengapa dan siapa yang mengakibatkan semua itu terjadi. Ada kekuatan di alam semesta ini yang tercipta sebelum mahluk hidup ada sehingga tidak terukur dan tidak terjawab mengapa ada HIDUP dan MENGAPA ADA TEMPAT UNTUK HIDUP – MUNGKINKAH KEHIDUPAN TELAH MEMBENTUK TEMPATNYA SENDIRI ATAU TEMPAT TELAH MELAHIRKAN KEHIDUPAN.

Aku lelah berpikir dengan tidak ada jawaban, aku hidup bukan karena rencanaku dan bukan karena kehendakku. Aku ada dari KETIDAKADAAN karena ada yang menghendaki aku untuk ada.

Aku Hepontinus hari ini, 25 Desember 2007, jam 9.36 mengucapkan selamat Hari Natal kepada Engkau yang lahir hari Ini. Entah berapa juta tahun lalu. Aku menyakinkan diri bahwa di atas semua yang aku alami dalam hidup ini mulai dari penciptaan hingga dewasa berpikir seperti saat ini ada Pribadi yang turut serta membentuk dan merencanakan keberadaanku dan nenek moyangku. Maka Engkau kujadikan Tuhan yang aku turunkan hingga kebuyutku jika kelak Engkau memberi kesempatan kepadaku untuk berbiak. Kaulah TUHAN yang menjadi Yesus dan akan kusembah hingga akhir hayatku dan akan kuajarkan kepada keturunanku BAHWA YESUS ADALAH TUHAN.

Senin, 17 Desember 2007

BERIKAN PENDAPAT ANDA TENTANG FILM “SEBUAH PENANTIAN DI RCTI”

Saya penasaran pengen nonton film “Sebuah Penantian” bukan karena saya suka dengan sinetron. Benar sih gua Kristen, dan gua dapat SMS dari temen seruan nonton film itu. Katanya film ini berasal dari Billy Graham Ministry (nga tahu pastinya – mungkin salah, soalnya sms nya udah aku hapus).

Tetapi setelah nonton nga ada yang gua dapatin apapun dari film itu, biasa saja. Justru setelah search di internet, malah lebih seru baca komentar – komentar orang. Misalnya nih.. coba aja anda jelajah di http://antikristus.wordpress.com – Galak banget!!!. Ngeri gua bacanya.

Jadi gua mau jadi moderator, silahkan berikan pendapat anda. Tidak peduli apa agama anda, usia anda berikan pendapat anda sekarang juga!!, sekaligus kita berdikusi hubungan antar agama di Indonesia. Karena gua liat kometar-komentar di milis kayaknya seram-seram banget. Selama ini gua berpikir bahwa Indonesia itu salah satu Negara dengan toleransi antar umat beragama yang paling baik di dunia. So.. berikan pendapat anda, barangkali ini bisa jadi masukan kepada setiap orang “bagaima seharusnya keberagamaan itu dikelola, agar tidak membawa kehancuran tetapi mambawa kebaikan.

Jumat, 14 Desember 2007

BUAT KITA YANG TIDAK TUNA NETRA

Salam damai dari saya kepada anda yang merayakan Hari Natal. Semoga Natal ini membawa berkah yang baru untuk memulai tahun yang baru 2008. Tetapi sebelum menutup tahun ini izinkan saya mengutarakan pengalaman saya dalam perayaan Natal yang aku hadiri dan sekaligus menjadi Natal pertama di tahun 2007.

Tanggal 12 Desember 2007, Persekutuan Anak Domba Allah mengadakan Natal di lingkungan tempat kerja gua, gua tidak perlu sebut nama perusahaannya, sebab tujuan saya bukan untuk iklan. Okelah, saya mulai saya pengalaman pribadi yang sangat mengharukan.

Ibu, ...!! kau sungguh baik
Kau adalah pelita hatiku, selama sembilan bulan aku kau kandung
Engkau lelah tapi tidak mengeluh
Engkau berharap aku lahir dengan sempurna

Ibu, kau sungguh kukagumi
Sekalipun wajahmu tidak pernah kulihat seperti apa

Ibu aku mengasihimu, dan menyangimu, walaupun ku tahu engkau tidak menginginkan keadaanku
Aku tidak bisa melihat indahnya dunia
Tapi aku masih bisa merasakan kasihmu

Ibu, aku tetap bangga kau lahirkan ibu...!!
sekalipun dengan tidak melihat...

Inilah kutipan puisi yang aku ingat, karena keburu air mataku tumpah
Sebagai lelaki, ini tentu sangat cengeng tetapi mau bilang apalagi
Kata-kata sederhana itu langsung menusuk jantungku
Tidak terlalu indah suaranya
Tidak seperti seorang Rendra, atau Taufik Ismail, atau seperti Riene Dyah Pitaloka, atau seperti Tamara Blezensky yang sudah matang dalam teknik-teknik intonasi membaca puisi sehingga terdengar indah

Kali ini anak Tuna Netra yang membaca puisi itu, jelas-jelas masuk kehatiku
dan menumpahkan air mata
Tidak hanya aku, tapi hampir 100 orang yang hadir dan mendengar puisi itu, larut dalam kesedihan, menengok ke bawah karena mata sudah terlanjur basah kuyup

Puisi singkat dari seorang pribadi yang tidak pernah melihat indahnya matahari, indahnya gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, atau seperti apa rupa monyet, dan seperti rupa ayam, atau seperti apa bunga.

Ia juga tidak pernah melihat rupa Ibunya seperti dalam puisinya
Tetapi diakhir puisinya ia, masih bisah berkata aku mengasihimu Ibu dan aku bangga memilikimu Ibu.

Selamat Natal, semoga kita yang bisa melihat warna-warni bumi, gejolak bumi, dan gerak-gerik mahluk hidup, bersyukur seperti anak Tuna Netra yang bisa bersyukur kepada Tuhan atas kelahirannya yang tidak sempurna.

Senin, 03 Desember 2007

MASA DEPAN VENEZUELA PASCA REFERENDUM

Kekalahan tragis dialami oleh Hugo Chavez. referendum yang diadakan dua hari yang lalu ditolak oleh 51% penduduk Venezuela atas usulan perubahan dari sistem demokrasi menjadi sistem sosialis. Kelak bila usulan Hugo Chavez diterima maka Chavez akan bisa melenggang menjadi Presiden seumur hidup.

Jumlah pemilih yang berpartisipasi dalam referendum itu berkisar 16 juta pemilih dari total penduduk Venezuela 26 juta pada tahun 2006. Venezuela adalah pecahan dari "Grand Colambia" yang colaps pada tahun 1830 dan terpecah menjadi tiga negara, Colombia, Ecuador dan Venezuela sendiri. Dan sejak tahun 1959 Venezuela menganut sistem Demokrasi dengan mengadakan pemilihan umum pertama.

Hugo Chavez masuk ke istana Venezuela tahun 1999, dan memulai kontroversinya sebagai anti Amerika dan anti globalisasi. Bahkan Amerika Serikat dituding berusaha menggulingkannya pada tahun 2003 lewat unjuk rasa besar-besaran yang hampir berhasil menggulingkan Chavez. Ia berhasil mempertahankan tahtahnya, dan berusaha membangun aliansi dengan negara tetangganya, seperti Bolivia yang dipimpin oleh Evo Morales dan berhasil menasionalisasi perusahaan minyak negara itu.

Sikap anti Amerika Serikat yang diusung Chavez, juga berhasil menarik simpati dari Iran, bahkan pertemuan antara Chavez dan Ahmadinejad sudah berlangsung beberapa kali dan saling melakukan kunjungan balasan antar negara. Apalagi setelah PBB menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran, atas program nuklirnya. Salah satu yang bersuara lantang menentang kebijakan itu adalah Presiden Hugo Chavez. Bahkan dalam pidatonya di Sidang Umum PBB beberapa waktu yang lalu menyebut George W Bush sebagai "penjahat perang".

Ditengah kontroversi Chavez, secara perlahan-lahan dia berhasil menarik simpati publik Venezuela. Ini terbukti bahwa referendum yang diusulkannya disetujui oleh 49% penduduk yang menggunakan hak pilihnya. Sebuah kekalahan yang sangat tragis, dan mengubur cita-cita Chavez untuk menjadikan Venezuela sebagai negara sosialist.

Negara yang kaya minyak ini, sering mengancam akan menghentikan pasokan minyaknya ke Amerika Serikat, bila Chavez menganggap ada ancaman serius yang dialamatkan oleh Amerika Serikat kepadanya. Venezuela kaya dengan minyak, gas alam, biji besi, emas, bauksit, mineral lainnya, dan berlian. Negeri yang merdeka dari jajahan Spanyol pada 5 July 1811, memang mengalami kemandekan dalam sistem politik dan berujung pada kemandekan dalam ekonomi.

Dengan kekayaan alam yang melimpah seharusnya Venezuela akan menjadi salah satu kekuatan besar di kawasan Amerika Seletan, tetapi tradisi di Amerika Serikat yang sering terjadi kudeta, tidak demokratis dan cenderung korupsi. Chavez berusaha mengubah sistem Demokrasi menjadi Sosialist untuk melenggangkan jalannya menuju presiden seumur hidup.

GDP per capita Venezuela pada tahun 2006 mencapai US$ 7.200, dengan total GDP (purchasing power parity) US$ 186,3 miliar, dengan komposisi; industri 40,5%, Pertanian 3,7% dan sektor jasa 55,9%. Dengan hutang luar negeri 24,3% dari GDP, dan produksi minyak Venezuela 3,081 juta barel per hari, tidak menjadikan Venezuela menjadi negara yang makmur tetapi tetap berada dalam kunkungan elitisme, hanya sebagian kecil penduduk yang memperoleh mamfaat dari kekayaan alam tersebut.

Kegagalan Hugo Chavez mengubah sistem demokrasi, adalah masa depan cerah bagi Venezuela, dengan sumber alam yang melimpah, dan distribusi yang merata, Venezuela bisa menjadi negara yang makmur, daripada terus berperang opini dengan Amerika dan menggunakan minyak sebagai "senjata" menentang Amerika. Venezuela bisa menjadi negara yang besar dengan mengalokasikan "Bonanza" minyak untuk pendidikan, teknologi akan lebih efektif daripada berkontroversi ria ala Hugo Chavez.

Setidaknya kemenangan opisisi adalah harapan cerah bagi Penduduk Venezuela. Semoga Demokrasi dengan merit sistemnya mampu mengubah keadaan Venezuela menjadi lebih baik

Jumat, 23 November 2007

MEMBANDINGKAN BLOOMBERG DENGAN FAUZI BOWO

Lima tahun yang lalu, tepatnya 1 Januari 2002, Michael Rubens Bloomberg, dilantik menjadi walikota New York menggantikan sang fenomenal Rudolph W Guiliani yang kini menjadi kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik. Bloomberg mewarisi keadaan mencekam setelah New York diluluhlantakkan oleh aksi teroris dengan hancurnya menara kembar World Trade Center yang menjadi simbol Kapitalis dunia oleh sekompok orang anti Amerika yang diotaki oleh Osama Bin Laden.

Sekalipun keadaan New York segera pulih berkat kerja keras Rudolph W Guiliani yang luar biasa tetapi secara keuangan anggaran kota New York defisit untuk memulihkan keadaan yang sudah tercabik-cabik oleh ketakutan, kegeraman dan juga hilangnya kepercayaan masyarakat dan juga masalah klasik di New York, “Kemacetan Lalulintas” hampir setiap hari.

Bloomberg adalah milyuner, dia adalah pemilik Perusahaan swasta penyedia data finansial seketika (real-time) Bloomberg L.P yang memiliki sedikitnya 165.000 pelanggan di dunia. Dia mulai membangun Bloomberg L.P dari hasil penjualan saham Salomon Brothers di Wall Street senilai 10 juta dollar AS.

Setelah terpilih, ia menerapkan kebijakan yang menurut pandangan banyak pihak kebijakan bunuh diri. Seperti mengurangi pelayanan publik, meningkatkan pajak. Bloomberg lalu mengambil keputusan yang tak pernah berani diambil wali kota-wali kota New York sebelum dia, menaikkan pajak properti hingga 18 persen. Dia juga mengurangi banyak pengeluaran, termasuk menutup beberapa kantor pemadam kebakaran.

Ia juga mengambil alih sekolah-sekolah bermasalah dan memberlakukan larangan merokok di restoran dan bar. Selama ini New York dikenal sebagai kota yang "sulit diatur". Selain itu, kriminalitas, kepadatan penduduk, dan kemacetan hanya sebagian dari persoalan New York. Untuk menekan tingkat kriminalitas, Bloomberg dengan tegas mengendalikan peredaran senjata api. Ia bahkan pernah menuntut puluhan pedagang senjata api ke pengadilan.

Dukungan untuk Bloomberg pun melorot hingga tersisa 14 persen. Namun, dia tetap menuai hasil. Tingkat kejahatan menurun hingga 30 persen, kelulusan dan jumlah perolehan nilai di sekolah meningkat, tingkat pengangguran menurun, proyek konstruksi meningkat, dan yang terpenting simpanan uang kota surplus. Sejak dua tahun terakhir dukungan untuk Bloomberg mencapai 70 persen. "Dia lebih mengutamakan menyelesaikan masalah, tidak mencari popularitas," sebut editorial harian The New York Times.

Sikap dan pandangan Bloomberg dianggap berbeda. Majalah Newsweek edisi 12 November 2007 bahkan menyebutnya tokoh revolusioner. Sikap dan pandangan dia dianggap berbeda, di antaranya karena mendukung pernikahan sesama jenis dan memilih pro-choice dalam menyikapi aborsi. Dia juga peduli terhadap isu kesehatan dan perubahan iklim. Karena itu, ia menandatangani hukum yang melarang penggunaan lemak di restoran cepat saji.

Khusus isu pemanasan global, majalah Time edisi 14 Juni 2007 memaparkan program PlaNYC Bloomberg yang bertujuan mengurangi 30 persen emisi gas rumah kaca pada 2030. Jalur sepeda akan diperbanyak dan semua taksi diganti dengan mobil hibrida. Untuk mengurangi polusi udara, suara, dan kemacetan, dia juga memberlakukan biaya kemacetan sebesar 8 dollar AS bagi setiap pengguna kendaraan pribadi yang melaju di Manhattan pada hari kerja.

Banyak yang pesimistis dan marah dengan aturan ini. Tetapi, lama-kelamaan orang "terpaksa" meninggalkan kendaraan pribadi dan memanfaatkan transportasi umum. Biaya kemacetan itu lalu digunakan untuk menyubsidi perbaikan transportasi umum.

Lalu bagaimana dengan Fauzi Bowo?. Jakarta dan New York dalam hal tertentu hampir mirip. Misalnya masalah macet yang saban hari terjadi di kedua kota dengan benua yang berbeda itu. Tingkat kejahatan juga sama-sama rawan. Kalau New York dihuni multi bangsa di Jakarta dihuni oleh multi suku.

Sejak Fauzi Bowo dilantik Oktober silam menggantikan mentornya Letjen (Purn) Sutiyoso, hampir tidak ada kebijakan berarti yang diambil. Yang ada justru ia pada sebuah kesempatan mengatakan, “sulit mengatasi banjir di Jakarta”, dan masalah jalur busway yang didemo oleh warga sampai-sampai presiden dan menteri turun tangan. Dalam rapat itu presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan agar sang Gubernur mengambil terobosan untuk mengatasi kemacetan kota Jakarta. Jadi iklan kampanye “Serahkan pada Ahlinya” benar-benar hanya iklan. Proyek Kanal Timur diambil alih pemerintah pusat, ini berarti sebuah pertanda bahwa wibawa sang gubernur kalah dengan penduhulunya Sutiyoso. Nyaris apa yang dijalankan setelah memerintah kurang lebih 2 bulan hanya meneruskan program Sutiyoso saja.

MASALAH BUSWAY

Banyak warga yang menolak kebijakan busway terutama yang melalui jalur Pondok Indah dan Pluit – bahkan kantor Pengacara Juniver Girsang mengumpulkan warga lewat iklan di media yang isinya mengajak warga melakukan Class Action pada pemerintah DKI Jakarta mengenai kebijakan busway ini. Sebenarnya kalau sang Gubernur mampu betindak seperti Bloomberg kejadian ini tidak akan terjadi. Pemimpin kalau tidak tegas dia akan ‘disikat’ warganya.

Bagi kebanyakan masyarakat New York, kebijakan Bloomberg yang menerapkan tariff US$ 8 dolar bagi setiap kenderaan pribadi yang lewat di Manhattan pada jam kerja adalah keputusan bunuh diri, tetapi karena dia konsisten lama-lama masyarakat menerima keputusan itu. Dan dana itu digunakan untuk memperbaiki sekolah, sarana umum dana mengembalikan kas kota yang deficit.

Kalau Fauzi konsisten dengan kebijakan Busway dia harus mampu memberikan bukti ke masyarakat, bahwa tidak ada korupsi di busway, tidak ada penumpang yang terlantar, halte harus bersih dan ber AC, penjaga tidak sangar seperti freman, dan tidak menumpuk penumpang seperti dalam bus biasa. Bahkan tidak perlu pemerintah daerah mensubsidi busway karena itu tidak sehat.

Busway harus betul-betul profitable, sehinga pelayanan juga harus bermutu tinggi. Kalau mau subsidi lakukan skema tarif. Misalnya kelas I dengan ongkos 50% lebih tinggi dari tariff biasa tetapi tidak boleh ada penumpang yang berdiri, jadi penumpang hanya diisi sesuai dengan kapasitas. Kelas II boleh berdiri tetapi tidak lebih dari 60 orang setiap bus. Sehingga penumpang masih bisa nyaman berdiri tanpa senggol kanan kiri.

Tarif yang sekarang Rp 3.500,- per trip harus dinaikkan menjadi sekitar Rp 5.000/penumpang, pokoknya seminim mungkin harus dihindari yang namanya subsidi. Karena itu tidak sehat. Karena pada akhirnya akan mengurangi kualitas pelayanan.

Saya salah satu yang mendukung kebijakan busway ini, bila perlu para pemilik mobil pribadi yang melintasi jalan-jalan sibuk pada jam sibuk harus dibebani dengan tarif Rp 80.000/per mobi padajam sibuk agar masyarakat tidak gemar menggunakan mobil priabadi. Tetapi sekali lagi harus ada kenderaan yang nyaman tetapi juga tidak mahal. Misalany busway ini.

MARI KITA DUKUNG KEBIJAKAN BUSWAY. Mari kita dukung gerakan pemakaian Busway. Berikan komentar anda.

Senin, 06 Agustus 2007

ANTARA NYAMUK DAN AKU

Kalau ditanya apa anti tidur paling manjur jawabnya bukan kopi atau sex tetapi nyamuk.
Ada batas tahan kopi dan sex menopang mata tetap melek. Tapi nyamuk, ia adalah mahluk yang diciptakan untuk menghisap darah dan menjaga mata tetap melek.

Bukan main kesalnya ketika mimpi indah dihancurkan oleh nyamuk. Barangkali Tuhan iseng menciptakan nyamuk ini, atau memang ia sengaja diciptakan sebagai mahluk penghisap darah, yang punya tujuan tersendiri bagi Tuhan tetapi belum ditemukan manusia apa makna keberadaan nyamuk di dunia ini.

Kalau lebah misalnya ada misinya menghisap sari makanan dari bunga, sebagai gantinya ia memindahkan serbuk sari dari satu tanaman ke tanaman lain sehingga tumbuhan bisa berkembang biak dengan sempurna.

Nyamuk adalah mahluk hidup yang hidup dari darah, maka ia bertarung untuk darah pula. Dari sepotong observasiku, ternyata ketika ia menyuntikkan moncongnya ke tubuh mangsanya tidak terasa apa-apa, sehingga mangsanya tidak sadar kalau darah sudah dihisapnya, begitu selesai menghisap darah baru terasa gatal-gatal yang membuat tidur terganggu. Inilah strategi nyamuk, pintar membius tetapi meninggalkan bekas yang menyakitkan.

Inilah yang membuat aku berpikir ketika tidurku terganggu malam kemarin. Kebetulan mimpi indah, tetapi mimpiku seperti radio yang kehilangan channel kadang suaranya bersih kadang suaranya berisik. Dan akhirnya aku mengumpat “dasar nyamuk laknat!!!, mati deh kau”, sambil mengepak tanganku sekuat tanganku, sayangnya sang nyamuk pintar mengelak. Bukanya mati malah tanganku yang kesakitan.

Berbagai cara sudah kutempuh agar nyamuk ini tidak menggangu tidurku, kalau lagi terjaga aku masih mampu menghalaunya, tetapi kalau sudah tidur ia dengan leluasa menghampiri tubuhku dan seenaknya menusukinya dan menghisap darahku, tanpa permisi atau tanpa basa-basi misalnya”permisi darah anda mau saya hisap, saya sudah tidak makan satu hari, jadi tolonglah daripada aku mati kelaparan”.

Membeli racun nyamuk dari yang termurah hingga yang termahal sudah kucoba. Tetapi kelihatanya ia makin lama makin pintar, ketika semprot, ia bersembunyi dibalik celah-celah yang memungkinkan ia bertahan, seiring dengan sirkulasi udara di tempat tidurku, lama-kelamaan ketika udara sudah bersih dari racun ia muncul lagi dan dengan leluasa menghisap dan menjilati tubuhku, yang menghancurkan tidur nyenyakku.

Inilah yang membuat aku untuk berpikir, sebagai sesama mahluk hidup, ia sama sepertiku berjuang untuk hidup lewat pencarian makanan, kalau Kerbau harus hidup dari rumput, atau burung hidup dari biji-bijian, dan manusia bisa hidup dari berbagai macam makanan, nyamuk hanya bisa hidup dari darah. Maka praktis, seluruh siklus hidupnya yang singkat akan dipakai untuk mencari darah agar bisa bertahan hidup.

Segala usaha dilakukanya, sekalipun harus berhadapan dengan racun atau kepakan tangan yang bisa mengubah nyamuk jadi bubur dalam sekali kepak. Ia tetap berjuang agar siklus hidupnya bisa terbayar.

Inilah hakekat hidup, tafsirku. Nyamuk mengerahkan segala upayanya hanya untuk menghisap darah dua atau tiga kali lalu mati. Bagaimana dengan siklus hidupku yang bisa bisa mencapai 70 hingga 80 tahun yang tergantung pada makanan. Inilah perjuangan gigih sang nyamuk yang menginspirasi aku untuk terus berjuang hingga hidup berhenti kelak.

Sempat terpikir, agar kurelakan saja darahku dihisap, toh dia akan mati juga, sekaligus beramal. Tetapi kembali kepada hakekat hidup tadi, ketika aku berusaha untuk menyingkirkan nyamuk dengan berbagai cara, adalah salah satu caraku untuk bertahan hidup seperti yang dilakukan nyamuk.

Aku menjadi tersadar, membunuh nyamuk juga adalah usahaku untuk hidup, dan berjuang untuk tidak terbunuh oleh manusia adalah usaha nyamuk untuk hidup sesuai dengan siklusnya. Inilah rantai makanan yang diciptakan oleh sang pencipta, dimakan, memakan dan hidup kemudian mati.

Selasa, 24 Juli 2007

Sekilas Tentang Sopo Godang

Sopo Godang dapat diartikan sebagai rumah besar, berasal dari bahasa Batak yang biasanya digunakan sebagai tempat pesta atau acara-acara besar mulai dari pesta perkawinan, Ulang Tahun atau pertemuan-pertemuan besar yang melibatkan banyak orang.

Yang unik Sopo Godang adalah milik umum, dan dipakai oleh umum. Tidak seperti terjamahan bebasnya "Rumah Besar" Sopo Godang adalah semi dari Rumah biasa yang ditempati oleh manusia. Sopo Godang biasanya terdiri dari ruang besar yang bisa menampung banyak orang.
Mengapa saya menamakan blog ini dengan sopo godang?, alasan utama adalah dua kata ini mengandung makna yang besar bagi saya, begitu banyak pengetahuan dan begitu banyak latar belakang tetapi bisa menyatu bahkan bisa menghasilkan keputusan untuk kepentingan bersama inilah mengapa sopo godang saya jadikan sebagai judul blog ini.

Saya lahir dari keluarga sederhana dengan 5 bersaudara, ayah saya tamatan Sekolah dasar demikian juga ibu saya. Tetapi anak-anaknya dari nomor satu hingga nomor lima bisa disekolahkan hingga tamat sarjana. Sekalipun dua diantaranya hanya tamatan SMA saja.

Aku dibentuk oleh dua hal, pertama adalah keluarga dan kedua adalah lingkunganku, keluargaku membentukku menjadi sosok yang sederhana, bisa hidup menderita dan koneksi tidak terlalu "wah" alias orang-orang biasa saja dengan ruang lingkup penambahan ilmu yang juga terbatas.
Setelah tamat dari UNIKA ST.THOMAS Medan tahun 2000, saya merantau ke Jakarta dan mendapati sebuah lembaga yang saya sebut sebagai Think-Thank terkemuka yang dimiliki negeri Indonesia pada era tahun 1980-an dan 1990-an yang didirikan oleh Drs. Christianto Wibisono atas prakarsa Mantan Wakil Presiden Indonesia Adam Malik dengan nama Pusat
Data Bisnis Indonesia (PDBI).

Dari awal saya senang menulis, berbagai hal saya tulis karena mulut saya memang agak pelit dalam berkata-kata terutama yang berbobot. Maka ketika saya diterima di PDBI, saya bahagia bukan main - testnya sih biasa-biasa saja. Saya katakan demikian, karena saya sudah gagal 7 kali dalam seleksi penerimaan karyawan di berbagai perusahaan. Jadi test di PDBI adalah yang tergampang dan akhirnya saya diterima pada Juli 2001.

Tetapi sang Mentor Drs. Christianto Wibisono tidak disana lagi, sudah terbang ke Amerika mengasingkan diri setelah keluarga besarnya diteror dalam kerusuhan Mei 1998. Maka Pak Chris hanya menjadi "remote mentor" mengawasi PDBI lewat internet saja.
Saya kemudian dibimbing sang pakar Conglomeration di Indonesia yaitu Bung Thomas Wibisono, kemenakan Pak Christianto Wibisono. Saya merasa seperti di rumah sendiri bebas berpikir hingga tak terbatas.

Enam tahun berlalu saya berpikir terlalu bebas sehingga tidak ada satu halpun yang bisa saya andalkan. Saban hari saya dihadapkan pada fakta-fakta berupa data, yang pada akhirnya saya menjadi tumpul soal kreativitas, saya mencari dan disuguhi data-data dari berbagai sektor bisnis tetapi tidak mampu saya kembangkan menjadi sebuah informasi utuh yang sangat berguna kecuali saya mengekor dari sang pembimbing saya. Lahirlah apa yang disebut dengan AFTA book, TOP 500 perusahaan di Indonesia dan menjadi broker data.

Bakat menulis saya sepertinya tidak berkembang ditempat yang seharusnya menjadikan saya penulis yang hebat. Dengan segudang data seharusnya aku mampu menimal satu karya yang bisa dipublikasi, tetapi 6 tahun berlalu yang menumpuk justru hanya penyesalan yang membuat saya menjadi tidak percaya diri dalam menghadapi hidup ini.

Sopo godang ini saya jadikan menjadi "Rumah Untuk Berpikir" untuk membayar semua utang-utang saya yang tidak terbayar, selama 6 tahun tidak mempublikasikan satu tulisanpun. Aku sebenarnya pernah mengirim beberapa tulisan ke koran-koran terkemuka beberapa kali tetapi tidak ditanggapi sekalipun kecuali cerpen saya dikembalikan oleh Kompas dengan alasan tidak ada ruang untuk memuat.

Saya sadar tulisan saya masih jauh dari berbobot, seperti tulisan-tulisan yang saya anggap dewa dalam menulis seperti Christianto Wibisono atau Kwik Kian Gie atau tulisan-tulisan sekelas Sadli, Soemitro atau katakanlah penulis muda berbakat Ulil.

Aku punya begitu banyak pemikiran, apa salahnya kalau kutulis, tidak peduli apa penting apa tidak, yang penting aku tulis saja agar hasratku terpenuhi, soal kualitas nanti mungkin akan semakin terasah menjadi tulisan yang tajam atau setidaknya bisa mengiris persoalan atau menyinggung atensi orang lain.

Internet era ini lewat blog ini aku berusaha mencairkan pemikiran-pemikiran yang membeku di kepalaku dan ingin kucairkan menjadi curahan hati lewat blog ini.
That's the reason why I launch this blog, to cover my idea so people can read and if they didn't read at least my posterity in future can surf the internet and will found my name and my writing.

Jumat, 20 Juli 2007

Menjaga Hati Lewat Puisi (Filosofi Puisi)

Sutardji … Choljum dan Gunawan Muhammad berbeda aliran puisinya
Juga Chairil Anwar dan Amir Hamzah berbeda dalam mengutarakan isi hatinya lewat puisi

Hukum relativisme berlaku dalam puisi
Setiap orang yang membuat puisi mempunyai alirannya sendiri-sendiri
Sebab puisi adalah ungkapan hati, luapan emosi dan cerminan perasaan serta aktualisasi hati

Bahasa puisi pada dasarnya ingin berbicara dengan diri sendiri
Tetapi tidak pula tertutup ruang untuk berbicara dengan orang lain
Pencipta alam semesta dan alam semesta itu sendiri
Maka puisi kerapkali tidak dimengerti kemana arahnya
Seolah hanya permainan kata-kata seperti para philospist
Tak tahu dimana awal dan dimana ujungnya

Tapi setiap orang mempunyai puisi sendiri
Sebab pada dasarnya manusia ingin berbincang dengan dirinya sendiri
Baru berbincang dengan orang lain dan Tuhannya
Itulaha dasar atau filosofi Puisi

Berbicara dengan diri sendiri
Salomo membuat puisi tentang indahnya istri-istrinya
Membuat puisi tentang Tuhan
Dan membuat puisi tentang orang-orang disekitarnya

Shekespeare menulis puisi untuk aktualisasi hatinya
Dan aku menulis puisi untuk berbincang dengan diriku sendiri
Bukan orang lain – tapi aku bukan juga narsist

Jumat, 13 Juli 2007

KESETIAAN

Jakarta 20 Nopember 2003

Ahk.... !, untuk apa mengukur bulan dari matahari
Bulan sendiri pucat tak setegar matari
Bak daun lelah diguyur hujan
Bak padi tunduk keberatan
Segalanya telah tertulis diawalnya

Layakkah membandingkan jiwa labil dengan teguhnya matari bersinar?
Jauh – jauh tak terukur lagi
Jiwa adalah jiwa, matari adalah matari
Hidup dengan kehendak-Nya sang khalik
Keindahan, kemegahan, wibawa sama seperti kelemahan, keburukan, dan pecundang
Bulan jangan berkecil hati meskipun pucat

Tetapi kesetian adalah barang mahal

Katulistiwa memanjang di horizon
Cakrawala meliuk
Tiang- tiang langit menonjol
Setia , setia mengawal hari

Hewan – hewan berlari, menangis, merintih riuh
Tapi setia mengawal hidup

Kesetian adalah kelemahan

Tetapi kesetian adalah rona hidup – roh hidup melebihi indahnya sorga

Alangkah naifnya jika bulan cemburu pada matari
Bukankah ia tiada mampu menandingi megahnya sinar matari?
Tetapi ia setia mengawal hari memberi dan tidak meminta
Kesetiaan adalah raga, raga yang teguh

Reksaku Kuambil, Datanglah Kembali

29 Desember 2006

Engel, demikianlah lagu yang sedang menggema ditelinga komputerku
Aku mendengarnya seksama dan lupa siapa penyanyi tetapi dalam otakku terbayang wajahnya yang cantik, nanti bila pulang kerumah aku akan mengambil Cd-nya dan aku yakin akan mengingat namanya lagi.


Lagu ini saya kurang mengerti apa isinya, tetapi ada kata-kata “In The Arm of The Angel” maklum bahasa inggris saya kalau tidak ditulis hampir tidak bisa saya artikan
Pendengaran saya agak kurang menerjamahkan secara tertulis ke otakku – tetapi bisa kurasakan apa makna-nya

Sebuah harapan kepada Tuhan agar memberikan malaikatnya mengiringi langkah hidup yang sedemikian tidak menentu ini

Hari ini aku ambil penjagaku (angel) dan aku taruh di dompet yang sudah melengkung karena tidak muat

Malaikat ini aku ambil sebagai penolong saya mengunjungi orang tua dan kampung halaman
Aku tidak tega malaikat yang aku kumpulkan selama lima tahun habis hanya dalam hitungan hari, tapi lebih tak tega lagi kalau tidak melihat orang tua tercinta dan saudara yang sudah kutinggalkan lebih dari 5 tahun.

Semoga malaikat ini mengerti, dan tidak sungkan-sungkan untuk datang kembali
Agar hari – hari mengisi hidup bisa terus berlalu
Tanpa kau aku tidak mungkin jalan kaki ke Medan

Dan tanpa kau tidak ada yang berbelas kasihan lebih dari dua kali memberi makan gratis
Semua aktivitas harus minta otorisasi darimu
Entah ke gereja memberi persembahan selalu harus melibatkanmu
Kaulah reksaku melewati hari hariku

Kelak datanglah lebih banyak agar bisa beli N73, rumah pribadi dan mobil pribadi serta istri pribadi

The Poem, From Some One

Puisi ini saya ambil dari email teman saya, saya tidak tahu siapa penulisnya. Tetapi bila kebetulan beliau membaca, saya ucapkan terima kasih, saya tersentuh dengan puisi ini jadi saya masukkan ke blog saya agar orang lain lebih banyak yang baca

The Poem
I knelt to pray but not for long,

I had too much to do.
I had to hurry and get to work For bills would soon be due.
So I knelt and said a hurried prayer,
And jumped up off my knees.
My Christian duty was now done
My soul could rest at ease.....
All day long I had no time
To spread a word of cheer
No time to speak of Christ to friends,
They'd laugh at me I'd fear.
No time, no time, too much to do,
That was my constant cry,
No time to give to souls in need
But at last the time, the time to die.
I went before the Lord,
I came, I stood with downcast eyes.
For in his hands God! held a book;
It was the book of life.
God looked into his book and said
"Your name I cannot find
I once was going to write it down...
But never found the time"

Jumat, 06 Juli 2007

CERITA MENGHARUKAN DARI INDIA

Jakarta 15 Agustus 2006

Sebuah keluarga mapan dengan dua orang anak hidup di India, Laksmi perempuan berusia 8 tahun dan anak kedua lelaki persis di bawah Laksmi. Pada hari minggu pagi, Laksmi menangis berat dengan air mata menganak suangi, dengan sangat berat hati sambil menangis tersedu-sedu membolak balik sendok di piring yang berisi Yogurt dicampur nasi. Sang ayah, Rahul, dari meja tempat kerjanya sambil memijit-mijit tuts-tuts komputernya, berusaha membujuk Laksmi agar segera menghabiskan Nasi Yogurt – nya. Di India Yogurt campur nasi adalah sarapan pagi yang lazim, karena rasanya asam lidah anak-anak kadang kelu dibuatnya.

Sang Ibu yang sedang memandikan anak bungsunya, turut serta menbujuk rayu Laksmi agar segera menghabiskan sarapanya. Tetapi Laksmi tetap saja menangis sambil membanting-banting sendok ke piring yang masih penuh berisi yogurt dengan nasi. Dengan terpaksa dia berusaha menelan sarapan yang tidak disukainya.

Tetapi tiba-tba Laksmi angkat bicara,; “Saya akan makan sarapan ini sampai habis’’, asalkan papa mami berjanji satu hal pada ku”. Sang ayah melirik istrinya sambil mengerdipkan mata dan menganggukkan kepala kepada suaminya tanda mereka setuju. Tetapi sang ayah berkata, “tapi jangan minta yang bukan-bukan ya!”, “juga jangan minta yang mahal-mahal”. Pikir sang ayah, paling-paling anak ini minta dibelikan mainan baru, atau baju baru, atau sepatu baru. Laksmi menjawab, “ya papi!”. Dengan berat hati laksmi memakan semua Yogurt bercampur nasi yang ada di hadapannya.

Setelah selesai makan Yogurt dan menghapus sisa air mata yang hampir mengering di pipinya, Laksmi menagih janji kedua orang tuanya. Iapun berujar: “Pa aku ingin kepalaku dibotaki”, sang ayah terperanjat setengah tidak percaya dengan permintaan putrinya, tidak menyangka permintaan Laksmi membotaki kepalanya yang ditumbuhi rambut sebahu, yang indah itu. Sang ayahpun bingung dan berusaha mengelak dengan menawarkan Ps baru, pikirnya biarpun mahal asalkan kecantikan putrinya tidak berkurang, bagaimana jadinya kalau putrinya yang imut itu dibotaki kepalanya.

Begitu melihat orang tuanya akan mengelak, Laksmi pun mulai menangis. Sang ayah berpikir, kalau saya tidak menepati janji, berarti saya telah mengajar anak ini menjadi pendusta kelak, pada hal setiap hari saya selalu mengajarkan kepada anak ini untuk menepati janji, tidak berbohong.

Dengan berat hati sang Ayah dan Ibu sepakat menggunduli kepala Laksmi sampai licin. Esok harinya karena kuatir anaknya akan ditertawai teman-teman sekelasnya sang ayah membelikan topi dan bersama Istrinya mengantarkan sang anak ke sekolah. Begitu sampai digerbang pintu sekolah Rahul melihat seorang anak keluar dari mobil, dengan kepala Botak licin bersih persis seperti kepala baru Laksmi. Sang ayah terkejut melihat anak itu, pikirnya cuma Laksmi yang berkepala botak. Diapun lega melihat bahwa bukan hanya putrinya yang berkepala botak, diapun berguman dalam hati, “mungkin ini kebijakan dari sekolah”. Laksmi turun dari mobil dan berlari menghampiri Vijai, bocah lelaki yang baru saja turun dari mobil ayahnya yang berkepala botak itu, sambil bergandengan tangan berlari menuju kelas.

Ayah Vijai menghapiri Rahul, dan berkata, “ Putri anda sungguh berhati mulia tuan’ anda sungguh keluarga yang diberkati Tuhan”. “Anak saya, Vijai sejak kecil kena kanker leukimia dan harus menjalani terapi setiap hari, hingga rambutnya rontok, kemarin dia datang kerumah dan berjanji kepada Vijai bahwa ia akan membotaki rambutnya, karena Vijai tidak mau masuk sekolah lagi karena diejek teman-temanya.”
Di dalam mobil menuju pulang kerumah, sang ayah dan Ibu menangis, air matanya tumpah, tidak menyangka anaknya yang masih kecil itu berkorban sedemikian besar dengan menangis sambil memakan yogurt dengan susah payah. Apakah Tuhan yang sudah ku korbankan padanya?. Sambil menangis ia mengucapap syukur pada Tuhan.

Kamis, 05 Juli 2007

Di Jantung Kota Jakarta Lantai 32

18 Desember 2006

Perpindahan, kerap kali membawa banyak makna bahkan juga melimpah makna
Di tengah-tengah keterasingan pada diri sendiri dan semangat yang pudar
Hidup seperti sebuah gambar di tangan juru lukis, bila tidak puas kanvas disobek-sobek
Diganti dengan kanvas baru
Bila puas maka kanvas akan diwartakan dan bila beruntung ia akan menjadi karya maha besar seperti Monalisanya Leonardo Davinci.

Disini aku berteriakpun tak akan ada yang bisa mendengar
Sekalipun menangis hanya dingding kaca dengan lanskap kota Jakarta yang jomplang diantara gedung-gedung tinggi dan rendah yang bisa dengar
Sekalipun diantaraku banyak orang – hilir mudik menunggu lift terangkut ke tujuan
Di pagi hari, di siang hari, dan di sore hari untuk kemudian akan menjadi gedung gagah megah yang sunyi dan mungkin hanya setan yang berpesta menjalang esoknya kembali riuh lagi

Kini aku ada di lantai 32 gedung mentereng di distrik mentereng, diidamkan setiap orang
Tetapi semua ini hanya menambah sepi saja, tak ada hari tanpa berjalan cepat dan melawan takdir waktu yang terus berputar
Hanya ada kaki-kaki super mulus dan kenderaaan super mewah serta wajah ganteng yang lewat dan pergi tiada hari, tiada berbeda
Mungkin mereka yang melihatku, akan mengguman dalam hati, “seandainya aku bisa bekerja di gedung itu”.
Sama ketika aku pergi dari tempat kelahiranku, menjajal nasib dan berharap bisa bekerja di gedung ini dan distrik bisnis ini, katanya inilah pusat bisnis kota Jakarta
Kota yang relatif sempit tetapi ditumpangi lebih 10 juta orang, ibukota negara terkorup didunia, Indonesia

Perpindahan hari ini dari Jayakarta, kota tertua di Jakarta seperti sebuah masa pancaroba bagi anak-anak muda yang doyan membrontak demi sebuah premis “kebebesan”
Tapi aku berbeda, justru perpindahan ini adalah prustrasi yang menumpuk menggunung kemudian meledak.
Mereka-mereka yang mempekerjakanku, muak dan suntuk melihat mesin yang mereka rancang dan bangun tidak bergerak maju, hidup “sich”! tetapi tidak seperti mesin normal lainya yang siap menggilas jalan-jalanya dan menumpuk hasil dibelakangya
Kantong mereka lazimnya menumpuk tapi kali ini dari mesin ini hanya ada pendarahan yang menguras isi kantong-kantong mereka yang diperoleh dari mesin-mesin lain milik mereka

Inilah riwayat perpindahanku “gagaal” dan agar tidak gagal lagi meski dipelototi saban detik-menit-jam dimana bagian mesin yang tidak berfungsi dengan baik – kelak pendarahan dapat dihentikan dan hoki-hoki berdatangan sehingga mesin yang peot ini bisa berjalan lagi.

Doa mereka juga doaku.
Dilantai 32 ini semua hati berbaur antara takut, geram, bangga, juga harap-harap mesin ini segara sembuh dari penyakitnya, atau mungkin bukan mesin yang rusak, tetapi suku cadangnya atau juga operator mesinnya yang tak bisa menghidupkan mesin dan mengoperasikanya.

Dilantai 32 ini dengan lanskap Jakarta yang megah gedung-gedungnya tetapi melarat dipinggir-pinggirnya, harapan kubangun lagi
Kelak dari lantai ini dengan kemegahanya datang pula kemegahan kepada setiap orang yang menghuninya
Kelak mesin ini berjalan dengan super power dengan hasil menumpuk menggunung, sehingga mereka yang merogoh kantong akan menumpuk kantongnya dari mesin ini dan suku cadangnya dan operatornya sejahtera menjelang mati.

16.12 Wib

Rabu, 04 Juli 2007

Surat Untuk Anak-anakku

27 Nopember 2006

Kemarin aku pergi menelusuri dinding Jakarta, kotak di dalam kotak
Bertemu dengan sosok-sosok manusia multi ras
Menjajakan dagangan dengan hormat dan adapula yang angkuh kelihatan dari tafsirku
Mereka adalah orang-orang yang dipekerjakan orang lain untuk menutup lubang dalam hidupnya

Kasir II, mereka menghitung dan membungkus barang belian
Ada yang menerima uang dengan dua tangan, agak kaku tetapi diperlakukan seperti raja
Adapula dengan wajah serius menulis dan menekan tuts-tuts mesin penghitung
Barang sampai ditangan dan tabik “terima kasih”
Selesai dan pulang

Uang yang kudapat dari orang yang mempekerjakanku kubelanjakan kepada
Orang yang yang dipekerjakan oleh orang lain
Dan demikian terus manusia-manusia berganti melakukan transaksi
Hari demi-hari dan tahun demi tahun

Wahai anak-anakku, ketika kau baca surat ini aku tidak ada lagi diantara kalian
Aku hanya ingin berpesan, “setiap transaksi melibatkan banyak orang didalamnya”
Ada jutaan buruh yang makan dan ada sopir yang mengankutnya ke toko
Dan ada pula orang yang menjaga toko
Adapula pemerintah yang menagih pajak
Hingga hidup di bumi ini tidak lebih dari sebuah mesin
Berputar dari kumpulan tenaga-tenaga yang sudah diperinci secara diteil siapa berperan apa

Bila sistem itu berjalan bagus dan tidak ada korupsi
Semua akan mendapat mamfaat
Bila salah satu komponen dari sistem itu korupsi
Maka semua dapat dampak buruknya

Semua menjadi lingkaran yang tak berujung
Mesin dimatikan semua komponen akan mati
Tapi bila dibiarkan terus berjalan, ada komponen yang membengkak
Sementara komponen lain menjadi kurus kerempeng
Sistem jalan terus karena tidak mungking dimatikan
Akibatnya lahirlah orang miskin dan lahir pula orang kaya

Wahai anak-anakku, aku menyukai anak-anak
Dan salah satu yang kuharapkan dari dunia ini adalah
Dunia ini mencatat namaku, sekaligus mengabadikan diriku
Kelak bukan hanya kalian yang memiliki aku
Tetapi setiap orang menjadi pemilikku

Inilah aku anak-anakku, jangan korupsi
Kelak akan ada orang kaya dan miskin
Tetapi juga tidak mungkin menghapus orang miskin
Kemiskinan pada level-levelnya harus ada dimana-mana

Pemungut sampah di Amerika tentu akan lebih kaya dengan seorang menejer di Indonesia
Jadi kemiskinan dimanapun akan ada dan kapanpun akan ada
Tapi yang kuharpkan dari kalian adalah bekerjalah untuk dirimu
Bila perlu pekerjakanlah orang lain
Tirulah mereka-mereka yang kerap bekerja keras
Jangan kau tiru mereka-mereka yang menghiraukan hari ini dan melepas esok

Anak-anakku, tidak ada pesan serius yang mau kukatakan kepada kalian
Tetapi ingatlah satu hal
Hargailah manusia, apapun bentuknya
Jangan pernah memandang remeh manusia
Ia adalah mahluk terbaik yang diciptakan Tuhan
Menindas mereka yang lemah secara fisik, material dan wawasan adalah menindas penciptanya
Dan penciptanya adalah orang yang sama yang menciptakan kita juga

Inilah pesan-pesanku yang kutulis sebelum kalian lahir di bumi ini
Aku tetap berharap waktunya akan tiba ketika kalian menempati bumi yang lebih dahulu kujelajah
Untuk kelak diwariskan pula kepada anak-anak kalian
Dan bumi akan terus ada dan tidak akan pernah hilang

Buatlah dunia ini tahun demi tahun semakin segar
Dan aku akan menyebut engkau anakku.

Rabu, 23 Mei 2007

KEMISKINAN APAKAH TAKDIR

Banyak orang terbelenggu dalam tataran diskursus ini, hidup manusia sudah ditentukan sejak dari lahir. Begitu banyak orang yang berpikir demikian sehingga kemiskinan menjadi salah satu penyakit terganas di dunia yang membunuh jauh lebih banyak daripada penyakit manapun.

Katakanlah perang, atau penyakit AIDS, atau Tumor atau Perang antar Ras, belum mampu menandingi Penyakit KEMISKINAN sebagai produsen maut paling produktif dalam dunia ini.

Tetapi bagi saya kemiskinan adalah, hal yang biasa. Orang-orang menjadi miskin karena akses mereka tertutup terhadap faktor-faktor utama dalam proses penciptaan barang dan jasa akibatnya mereka tidak akan pernah keluar dari lingkaran kemiskinan itu. Pada akhirnya mereka mencari cara bagaimana agar kemiskinan ini menjadi salah satu yang merekatkan hubungan antara manusia dengan penciptanya.

seoalah-olah kemiskinan itu adalah salah satu cara Tuhan agar Kekuasaan Tuhan tidak tertandingi oleh apapun juga. Tetapi pandangan ini bagi saya adalah kekeliruan. Tuhan justru tidak menginginkan kemiskinan itu, manusialah yang menciptakan kemiskinan itu. Dan harus manusia pula yang mengatasinya. Tuhan tidak akan mengurusi kemiskinan tetapi akan memberi mereka semangat, memberi mereka kekuatan, dan memberi mereka kesempatan.

Tuhan terlalu baik bila menjatuhkan uang atau makanan dari langit kepada setiap orang miskin.