Rabu, 05 Maret 2008

BERBURU ASA MENUAI BAHAGIA

Buku Timotius Adi Tan “Dare To Change” terbitan Metalexia, sama pesannya dengan buku-buku motivasi yang beredar seratus tahun lalu hingga kini. Pesannya Sangat jelas, “Kebahagiaan dan Kesuksesan adalah Hak Setiap Orang tidak dibatasi ras, umur, latar belakang asal mau berubah anda akan mencapai apa yang tidak terpikirkan”.

Karena sudah terbiasa membaca buku motivasi, awalnya saya apatis dengan karya ini. Kakak saya kebetulan berkunjung ke kost saya dan di tasnya ada buku ini. Sepintas saya baca, ada yang menarik dan kemudian saya bolak-balik. Judul setiap bab ditulis dalam bahasa Inggris demikian pula judul sub babnya. Kecuali pada akhirnya ditutup dengan daftar pustaka halaman 153 dan kemudian di halaman 156 ada tentang penulis sekaligus menjadi penutup buku ini.

Beberapa waktu yang lalu saya membuat 2 puisi yang berjudul Ribka dan Ribka II. Ribka ini adalah saudara jauh saya, berusia 22 tahun dan lahir cacat. Tidak bisa mengurus diri sendiri bahkan untuk makan dan buang hajat harus dituntun oleh anggota keluarganya. Saya sendiri baru mengenalnya sekitar 3 tahun lalu ketika berkunjung kerumahnya, dua kali saya kesana dalam tahun yang sama. Saya betul simpati dengan keluarganya yang sangat miskin. Mengontrak rumah di pinggiran Jakarta Timur dengan 5 anak, termasuk Ribka. Mereka tinggal ber – enam termasuk Ibunya. Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Tiga tahun kemudian saya dengar ibunya meninggal, dan Ribka dimasukkan ke yayasan penyandang cacat oleh keluarga. Lima bulan kemudian dia meninggal di Yayasan tersebut. Kejadian ini menyita pikiran saya, dengan pertanyaan, dan juga refleksi.

Di bab 3 halaman 87 dari buku ‘Dare To Change”, sub judul Little Annie – Annie Kecil. Sebuah rumah sakit jiwa di Boston, Massachusett memiliki pasien bernama Annie (Johanna Mansfeld Sulivan). Dia berada dibawah tanah rumah sakit tersebut karena dianggap tidak mempunyai harapan untuk sembuh lagi. Dikurung dengan kerangkeng yang gelap dan lembab, tidak diurus, dan ia menjadi sangat buas setiap bertemu dengan perawat. Tetapi ada seorang perawat yang hampir pensiun, ia mencurahkan perhatianya pada Annie. Setiap kali ia menyodorkan Coklat ke tempat Annie tanpa ada pembicaraan, lalu kemudian sang perawat melihatnya beberapa jam kemudian dan coklat itu tidak ada lagi. Berkali-kali sang perawat itu menaruh perhatiannya dan kasihnya hingga Annie bisa berpindah keruang perawatan yang lebih baik dan pada akhirnya ia diijinkan pulang kerumah. Tetapi dia memilih menjadi perawat di Rumah Sakit Jiwa itu.

Lalu ada Helen Keller (Helen Adams Keller 1880-1968), bumi ini barangkali tidak lengkap tanpa kehadiran Hellen Keller yang menginspirasi jutaan orang. Kisah hidupnya difilmkan dan meraih dua piala Oscar. Menulis banyak artikel serta buku-buku terkenal seperti “World I Live in dan Story of My Life” , diketik dengan huruf biasa dan Braille. Tulisanya diterjemahkan ke dalam 50 bahasa.

Helen Keller adalah seorang Buta dan Tuli. Lahir normal di Tuscumbia – Alabama 1880 dan di usia 19 bulan dia terserang penyakit aneh yang menyebabkan ia buta dan tuli. Tidak ada harapan sama sekali bagi Helen untuk menjadi besar kemudian bagi setiap yang mengenalnya. Tetapi kemudian dia bertemu dengan Annie kecil yang sudah diceritakan di atas – Johanna Mansfeld Sulivan atau Annie, perawat di Rumah sakit jiwa yang dipulihkan oleh seorang perawat tua. Annielah yang memegang tangan Helen di bawah air dan dengan bahasa isyarat ia mengucapkan A-I-R pada tangan yang lain. Saat Helen memegang tanah, Annie mengucapkan T-A-N-A-H dan ini dilakukan sebanyak 30 kata per hari. Helen diajar membaca huruf Braille sampai ia mengerti betul artinya. Helen Keller menulis, “Saya ingat hari yang penting dalam hidup saya adalah saat guru saya datang pada saya”.

Dengan tekun Annie mengajar Helen untuk berbicara lewat mulut sehingga Helen berkata, “Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat atau disentuh adalah hal yang dirasakan dalam hati”.

Helen belajar bahasa Prancis, Jerman, Yunani, dan Latin lewat huruf Braille. Pada usia 20 tahun dia kuliah di Radcliffe College – cabang Universitas Harvard khusus wanita. Annie menemani untuk mengeja textbooks huruf demi huruf yang diletakkan di tangan Helen. Hanya empat tahun Helen lulus Bachelor’s Degree dengan predikat Magna Cum Laude. Ketekunan Annie “sipecundang rumah sakit jiwa yang dipulihkan” dalam membimbing Helen telah melahirkan sang pembuat sejarah dunia. Helen Keller pernah berkata, “ Kalau tidak Annie – nama Helen Keller tidak akan pernah dikenal”.

Helen Keller menerima penghargaan tertinggi dari Ratu Victoria, pemenang Honorary University Degrees Women’s Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, The Lion Humanitarian Award, dan berkeliling ke 39 negara untuk berbicara dengan para Presiden, mengumpulkan dana untuk orang-orang buta dan tuli. Ia mendirikan American Foundation for the Blind dan American Foundation for the Overseas Blind.

Cerita inilah kemudian yang mengingatkan aku pada Ribka malang yang sudah kuceritakan di atas, tanpa menapikan usaha keras keluarga untuk menjaga dan memiliharanya hingga ia berusia 22 tahun. Yang kupikirkan adalah seandainya ada Annie mungkin Ribka bisa memberi sumbangan pada sejarah manusia seperti yang dilakukanya kepada Helen yang menakjubkan itu.

Timotius Adi Tan, membuat cerita ini sedemikian dramatis dan penuh compassion sehingga ketika membaca buku ini, seolah saya sudah membaca keseluruhan isi buku ini. “Perubahan Bukanlah Perubahan Sampai Terjadi Suatu Perubahan”. 156 halam dari buku ini penuh dengan cerita yang menginspirasi silahkan ambil yang anda suka dan berubahlah.

Tidak ada komentar: