Jumat, 01 Agustus 2008

PANDANGAN SBY MENGENAI SERANGAN AMERIKA SERIKAT KE IRAK

REFLEKSI 5 TAHUN PERANG IRAK - SERI I

Pada akhir tahun 2002, Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) mengadakan Seminar dengan tema “Dampak (Kemungkinan) Serangan AS – Ke Irak dalam Bidang Politik Keamanan dan Ekonomi” bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian Strategis Indonesia (LPSI) yang saat itu dipimpin oleh Rudini dan TB. Silalahi. Seminar itu diadakan sebelum serangan Amerika Serikat ke Irak yang waktu itu masih prokontra apakah perlu atau tidak.

Sebenarnya seminar ini adalah nostalgia TB. Silalahi yang pada serangan AS pertama tahun 1990 TB. Silalahi memprediksi dan menganalisis serangan Amerika ke Irak yang dipimpin oleh Goerge Bush senior ayah Goerge W. Bush dengan sangat akurat di Harian Sore Suara Pembaharuan.

Bekerjasama dengan PDBI diadakanlah seminar membahas dampak serangan AS ke Irak serta pengaruhnya pada Politik dan Perekonomian Indonesia. Saat itu keynote speakernya adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan dan Politik di Kabinet Megawati. Bagi saya, itu adalah pertama kali melihat dan bersalaman secara langsung dengan SBY yang berpostur tinggi gede, dan ganteng. Saya menyambutnya di Lobby Hotel Borobudur dan memandunya ke ruang tempat seminar yang dihadiri kurang lebih 300 orang. Dalam seminar itu ada Juwono Sudharsono, Christianto Wibisono teleconference dari AS dan moderatornya adalah Sabam Siagian, sedangkan ekonom ada Pande Raja Silalahi dari CSIS dan Dr. Sri Adingsih dari UGM.

Semua peserta tertegun mendengar pidato SBY yang kala itu persis seperti kuliah umum, dan waktu yang diberikan hampir satu jam, tetapi yang saya lihat tidak ada tanda-tanda kebosanan dari peserta yang rata-rata kalangan pers, tokoh politik, ekonom dan pengusaha. Waktu itu saya sendiri terkagum-kagum dan memuji dalam hati betapa pintarnya beliau ini. Kata-katanya tegas, intonasi suaranya tertata rapi, sehingga waktu yang hampir satu jam itu berlalu dengan begitu cepat. Beda dengan pembicara lainya yang menyusul kemudian terasa lebih lama dengan porsi waktu yang lebih sedikit.

Berikut ini adalah kutipan langsung pidato SBY:

Assalamualaikum Warah Matullahi Wabarkatu

Selamat pagi, Salam sejahtera.

Yang saya hormati, Bapak Rudini, Bapak Juwono Sudarsono, Bapak TB. Silalahi, Bapak Sabam Siagian, Hadirin peserta seminar yang berbahagia. Pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, ijinkan saya mengajak hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa Allah Syubahana Wata Allah atas rahmat dan ridonya kita dapat bertemu untuk berdialog dan berdiskusi atas sebuah topik yang menurut saya sangat penting, “Dampak (Kemungkinan) Serangan AS terhadap Irak terhadap Politik, Keamanan dan Ekonomi Indonesia.

Tadi waktu kami bercakap-cakap di ruang tunggu saya laporkan kepada beliau semua (Pak Rudini, TB. Silalahi, Juwono Sudarsono – red) tentu saya akan datang dan Alhamdulillah saya bersama dengan hadirin sekalian dalam seminar ini karena dua hal: yang pertama, topiknya sangat timely (tepat), sebagai sebuah antisipasi terhadap langkah-langkah pada tingkat global yang memiliki implikasi dan pengaruh kepada keadaan dalam negeri kita, yang kedua saya katakan, yang mengundang para senior saya. Jadi kewajiban saya untuk datang, dan yang hadir juga sahabat-sahabat saya disini, saya kira forum yang baik untuk saling bertukar pikiran dan berdiskusi.

Hadirin sekalian yang saya hormati.., tentu saya akan menyampaikan pandangan-pandangan yang sifatnya sangat umum karena saya tahu nanti ada kupasan-kupasan yang lebih spesifik. Pak Juwono saya baca disitu akan mengupas dalam dimensi global tatanan dunia kalau terjadi serangan Amerika terhadap Irak, Pak TB Silalahi akan melihat dari perspektif Strategi Militer, strategi perang kurang lebih begitu, lantas Ibu Sri Adiningsih akan melihat bagaimana implikasinya terhadap dunia usaha di Indonesia dan Bung Cristianto Wibisono kalau tidak keliru akan mengangkat, memotret bagaimana sebenarnya opini publik di Amerika sendiri. Saya kira kumpulan dari pandangan-pandangan spesipik itu akan sangat berguna untuk mengkonstruksikan sebenarnya apa yang akan terjadi nanti kalau betul-betul Amerika akan menyerang Irak.

Dan yang lebih penting implikasi terhadap Indonesia. Saya hanya ingin menyampaikan pikiran yang sederhana dan yang saya sampaikan ini, rekan-rekan, hadirin yang saya hormati adalah tentunya pengamatan seorang praktisi dimana saya bersama teman-teman di kabinet ikut juga menggarap kebijakan luar negeri Indonesia terutama tiga tahun terakhir ini, terutama sekali saya memiliki pengalaman empirik bagaimana respon posisi Indonesia ketika Amerika Serikat menyerang Afghanistan beberapa bulan yang lalu dan kemudian, saya punya pengalaman pribadi waktu bertemu dengan Presiden Saddam Hussein waktu saya menjadi Menteri Pertambangan dan Energi. Satu setengah jam saya berbicara dengan beliau, saya paham betul what’s in his mind sebetulnya dan kemudian, tentu kami juga punya pengalaman bertemu dengan Presiden Bush. Tanpa bertemupun saya kira saya sudah tahu apa yang ada dalam pikiran Presiden Bush, memandang dunia, memandang Irak, memandang persoalan terorisme pada tingkat global.

Ada beberapa agenda yang secara singkat ingin saya kedepankan sekali lagi sebagai salah satu rujukan, karena selebihnya akan dibedah nanti secara lebih kongkrit dan lebih mendalam pada masing-masing sesi. Tetapi agenda-agenda ini perlu saya kedepankan untuk memastikan bahwa yang kita lihat ini utuh, melihat masalah harus komprehensif, agar kalau kita ingin mencari opsi atau solusi juga komprehensif.

Sebagai pengantar saya ingin mengajak hadirin sekalian untuk mencoba memahami sebenarnya fenomena atau perilaku kedua negara ini. Amerika Serikat termasuk fenomena dan perilaku Irak dibawah Saddam Hussein. Pemahaman kita terhadap sosok kedua negara ini penting, nanti ketika kedua bangsa ini terlibat dalam suatu peperangan katakanlah, atau interaksi diantara kedua karakter dan perilaku Amerika Serikat dan Irak. Kalau saya sedikit mundur review saja sebenarnya apa yang dilakukan Amerika sekarang ini sangat dipengaruhi oleh dua perubahan besar pada tingkat dunia, pada abad XX ini.

Kita ketahui bahwa pada abad XX paling tidak ada tiga historical discontinuities atau shocks yang mengubah jalannya peradaban, kebudayaan dan perkembangan negara-negara di tingkat global. Shocks yang pertama ketika bom atom dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki. Berubah total bagaimana sistem, konsep dan doktrin pertahanan. Shocks yang kedua ketika tembok Berlin runtuh, berubah total anatomi konflik pada tingkat dunia. Shocks yang ketiga ketika WTC rontok, nah yang dilakukan Amerika sekarang ini atau bagaimana perilaku Amerika sangat dipengaruhi oleh dua tonggak terakhir. Runtuhnya tembok Berlin dimana universal values menjadi sebuah keniscayaan dan Amerika memelopori untuk memberikan sanksi kepada warga dunia yang menolak universal values sehingga disebut inforceable universal values dan kemudian pasca 11 September Amerika juga yang memelopori gerakan sedunia untuk campaign against terrorism. Melihat Amerika, memandang Irak sekarang ini harus paling tidak diletakkan dalam dua dimensi itu.

Hadirin sekalian yang saya hormati, menarik saya menganjurkan ada beberapa buku yang terbit tahun 2002 ini, yang kalau ada waktu senggang bisa dibaca secara cepat. Tetapi untuk mengerti lebih dalam lagi sebenarnya, bagaimana letak Amerika dalam percaturan global ini, bagaimana negara dan bangsa lain memandang Amerika dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Yang pertama saya catat disini ada buku yang berjudul “The Paradoks of American Powers”. Why the world only superpower cannot go it alone?, ini tulisan Joseph Nail Jr. Intinya, Amerika meskipun anda kuat masuklah dalam rambu-rambu multilateralisme jangan melaksanakan langkah-langkah sepihak unilateralis.

Yang kedua “The end of American Era”. US foreign policy and the Geopolitic of 21­­­­st Century ini sama Charles Kutchen mengatakan bahwa Internasionalisme Amerika toh juga ada batasnya apalagi sekarang Amerika bukan menghadapi Timur Tengah saja, bukan menghadapi Asia Timur saja, tetapi juga menghadapi Eropa, New Integrated Europe yang boleh jadi tidak selalu sama pandanganya dengan Amerika. Amerika diingatkan dalam buku ini.

Buku yang ketiga adalah “The hight cost of peace”. How Washington middleeast policy left America vulnarable to terrorism, saya kira jelas sekali tanpa saya jelaskan sangat bisa dibayangkan isi buku ini. Kemudian buku yang populer saya kira di semua toko buku ada, Why do people hate America?, menarik ini terbitan 2002, kemudian yang terakhir ini mungkin bisa dilihat “What does the World Want from America?, the international persfectif on US foreign policy, ini kumpulan tulisan tetapi menarik disitu bahwa dunia itu mengharapkan Amerika itu sebagai global partners bukan global cop, bukan polisi dunia.

Bangsa lain mengharapkan justice for all berlaku juga bagi negara-negara besar termasuk Amerika, ada yang berpendirian Amerika sebaiknya jangan meletakkan sebagai komandan tetapi harus masuk first among equals, diakui bahwa Amerika kuat secara politik sangat berpengaruh, kuat secara ekonomi, kuat secara militer namun demikian lebih bagus seperti kata tadi itu first among equals sehingga nyaman hubungan dengan negara-negara lain. Ini sekedar overview untuk melihat gambar besar suatu Dinamic of International Politic, dengan era baru pasca perang dingin dan pasca runtuhnya WTC di New York.

Hadirin yang saya hormati ada beberapa agenda yang secara sangat-sangat singkat akan saya sampaikan yang pertama, kalau kita ingin membedah bagaimana dampak serangan Amerika Serikat ke Irak terhadap politik, kemanan dan ekonomi Indonesia maka, yang harus kita pahami perkembangan terkini baik itu di Irak, di Amerika maupun pada tingkat dunia. Dan kita ingat ini terus-terus berkembang, very dinamic. Yang kedua, sebenarnya mengapa dan apa kepentingan Amerika Serikat menyerang Irak, jangan keliru kita.. Floswizt mengatakan guru saya pak TB. Silalahi!, War is a continuation of politics by other means, Pak Juwono sudah sering mengatakan hal seperti itu. Betulkah ini kepanjangan dari politik Amerika Serikat atau ada faktor-faktor yang lain. Yang ketiga seberapa besar kemungkinan Amerika Serikat menyerang Irak?.

To be continue……………….

Tidak ada komentar: