Jumat, 13 Juli 2007

KESETIAAN

Jakarta 20 Nopember 2003

Ahk.... !, untuk apa mengukur bulan dari matahari
Bulan sendiri pucat tak setegar matari
Bak daun lelah diguyur hujan
Bak padi tunduk keberatan
Segalanya telah tertulis diawalnya

Layakkah membandingkan jiwa labil dengan teguhnya matari bersinar?
Jauh – jauh tak terukur lagi
Jiwa adalah jiwa, matari adalah matari
Hidup dengan kehendak-Nya sang khalik
Keindahan, kemegahan, wibawa sama seperti kelemahan, keburukan, dan pecundang
Bulan jangan berkecil hati meskipun pucat

Tetapi kesetian adalah barang mahal

Katulistiwa memanjang di horizon
Cakrawala meliuk
Tiang- tiang langit menonjol
Setia , setia mengawal hari

Hewan – hewan berlari, menangis, merintih riuh
Tapi setia mengawal hidup

Kesetian adalah kelemahan

Tetapi kesetian adalah rona hidup – roh hidup melebihi indahnya sorga

Alangkah naifnya jika bulan cemburu pada matari
Bukankah ia tiada mampu menandingi megahnya sinar matari?
Tetapi ia setia mengawal hari memberi dan tidak meminta
Kesetiaan adalah raga, raga yang teguh

Tidak ada komentar: