Jakarta 20 Nopember 2003 Ahk.... !, untuk apa mengukur bulan dari matahari Bulan sendiri pucat tak setegar matari Bak daun lelah diguyur hujan Bak padi tunduk keberatan Segalanya telah tertulis diawalnya Layakkah membandingkan jiwa labil dengan teguhnya matari bersinar? Jauh – jauh tak terukur lagi Jiwa adalah jiwa, matari adalah matari Hidup dengan kehendak-Nya sang khalik Keindahan, kemegahan, wibawa sama seperti kelemahan, keburukan, dan pecundang Bulan jangan berkecil hati meskipun pucat Tetapi kesetian adalah barang mahal Katulistiwa memanjang di horizon Cakrawala meliuk Tiang- tiang langit menonjol Setia , setia mengawal hari Hewan – hewan berlari, menangis, merintih riuh Tapi setia mengawal hidup Kesetian adalah kelemahan Tetapi kesetian adalah rona hidup – roh hidup melebihi indahnya sorga Alangkah naifnya jika bulan cemburu pada matari Bukankah ia tiada mampu menandingi megahnya sinar matari? Tetapi ia setia mengawal hari memberi dan tidak meminta Kesetiaan adalah raga, raga yang teguh |
Jumat, 13 Juli 2007
KESETIAAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar