Jumat, 18 Januari 2008

Kantor Gue di Gedung Pencakar Langit : Mindset VS Black Swan

Boss gue kecewa ama gue, dia kucek-kucek laporan gue. Tapi bos gue cantik jadi, semarah apapun die tetap senang liat dia. Bahkan makin marah dia makin gemas gua liatnya. Tapi hanya liat loh … nga sampai macam-macam deh. Apalagi sampai jatuh cinta. Soalnya adrenalin gue dikit – jadi nga bisa jatuh cinta ama orang gede.

By the way Sabtu kemarin gue baca buku John Naisbith sang “peramal” yang hebat itu. Bukunya Megatrend sudah terjual 9 juta kopi, dan muncullah Megatrend 2000 juga laku bak kacang goreng. Gue belum pernah baca kedua buku di atas sich.. Cuma baca buku yang keluaran terbaru. Di Gramedia masih edisi Bahasa Inggris dengan judul “ Mindset”.

Pandangan John Naisbith sudah lama menjadi benchmark, para pelaku bisnis, pakar managemen, politikus, pengusaha dan para ilmuwan, karena idenya sangat uptodate dalam “meramal” perkembangan dunia selain itu idenya sederhana . Inti pandangannya adalah Masa yang akan datang melekat di masa kini. Artinya peristiwa di masa yang akan datang berasal dari kejadian, rencana atau bentukan saat ini. Jadi masa depan lebih pada proses yang dimulai saat ini dan hasilnya adalah apa yang dilakukan saat ini.

Jadi seperti apa lanskap bisnis, politik, keamanan, sosial budaya dimasa yang datang terletak pada apa yang sedang dikembangkan, dijalankan, direncanakan, dicitacitakan pada saat ini. Inilah inti yang saya baca dari bukunya John Naisbith yang bertolak belakang dengan apa yang ditulis oleh Nassim Nicholas Taleb yang mengatakan “Bahwa satu angsa hitam bisa menggugurkan teori yang beribu-ribu tahun melakat dibenak manusia bahwa semua angsa itu putih”. Buku Black Swan: The Impact of The Highly Improbable adalah teori yang mengatakan bahwa di dunia ini ada hukum acak dan ketidak pastian yang melahirkan manusia yang acak, perusahaan acak, politisi acak, penjahat acak, aktris acak yang dia sebut sebagai Black Swan.

Selengkapnya anda baca aja deh.. di Gramedia masih ada tuh, gue nga punya budget untuk beli kedua buku tersebut, so gue baca gratisan aja di Plaza Semanggi jadi cuma baca kulitnya aja, tapi menurut gue buku ini bagus bagi anda yang ingin menambah pengetahuan.

Nah kembali kepada kantor gue tadi (perusahaan tempat gue kerja), ada satu orang yang punya role besar di kantor gue, yang di atas sudah saya sebut tadi. Seorang Gadis muda, high intellect, salah satu dari korban “black swan” yang menjadikan dia menjadi bagian dari randomness yang membedakan saya dengan dia. He got a chance jump to good university, good lecturers, good health, good personality, good wealth as heritage of her father, high quality network, and then she became as today is. She is my boss, even our age is different, she is younger than me. Does this story is manifest of what Nassim Nicholas Taleb as law of randomness?.

John Naisbith tentu punya reason untuk mementahkan teori Black Swan, jika bos saya tidak bisa merencanakan, tidak punya visi, tidak punya konsep, tidak punya leadership maka the future is a hell to her. But disini letak persamaan antara pendapat John Naisbith dan Nassim akan lahir Black Swan baru menggantikan Black Swan lama tentu memegang apa yang disebut John Naisbith “bentuklah masa depan hari ini dan anda akan menjadi black swan”. Selamat membaca, kedua buku di atas and I Still Love My Boss.

Tidak ada komentar: